Izinkan Saya Pergi, Nanti Saya Akan Pulang

Cerita Ail
2 min readJul 24, 2023

--

Dua orang sedang bercakap ria, yang kiri dengan baju kuning adalah A Abay dan yang kanan dengan baju meerah adalah Kang Imad.
A Abay (kiri) dan Kang Imad (kanan) di Balkon

Ada seekor Anak Burung, yang sudah tidak anak-anak lagi, yang memang belum bisa mencari makan sendiri, hidup dalam sangkar emas yang nyaman, aman, dan terpenuhi segalanya.

Ia bertanya-tanya, “Kapankah aku harus keluar sangkar?”

Mungkin perlu keberanian untuk keluar, mencari makan sendiri, tidak disuapi, tetapi masalahnya bukan itu. Sang Induk yang terlalu khawatir, cemas, takut terjadi apa-apa kepada anaknya.

Lagi-lagi, ini bukan tentang burung.

Kota Bandung, 25 Juli 2023

Kemarin, Kakak Ideologisku, Kang Imad bertandang dan meminta izin untuk menginap di rumah. Mamah dan Papah, sudah mengenal beliau, sejak dari 2016. Beliau adalah jalanku mengenal sebuah organisasi pelajar nasional, yang bernama Pelajar Islam Indonesia (PII).

Kemudian, rekan satu pengurus wilayah bertandang pula sampai sebelum maghrib, untuk dapat mengobrol dengan Kang Imad. Mari kita sebut saja A Abay. Mereka asik bercakap ria di balkon, sementara diriku menyusun dan menyiapkan rangkuman untuk sidang minggu depan, insya Allah.

Setelah membubuhkan poin-poin penting, aku pun bergabung bersama mereka, bercuap-cuap ria, dan kemudian A Abay pamit pulang. Semoga Allah mudahkan ya A, perjalanan studi di kampus maupun PII-nya, hehe. Dari si saya yang memang banyak kurangnya menarik diri dari keberpengurusan dan keterlibatan lagi, hapunten.

Bada Isya, kami (saya dan Kang Imad) bertandang kepada Kakak Ideologis kami yang lain, Teh Dewi. Perjalanan Gatsu menuju Kiaracondong, terasa singkat, dan tidak begitu dingin. Kami hanya mengobrol sekadarnya di perjalanan.

Tiba lah kami di Rumah Teh Dewi. Dari sinilah keresahan tulisan ini hadir, “Merantaulah Ail, lihat dunia, rasakan kesusahan dalam hidup jauh dari orang tua.”

23 Tahun lebih 5 bulan, saya lahir di dunia, Bandung selalu menjadi tempat pulang. Sejauh apapun saya nakal ataupun mengotori diri, rumah selalu menjadi tempat pembersih saya, tempat pulang, tempat teraman, tempat ternyaman. Lagi-lagi, saya harus bisa menghadapi realita dari dunia yang amat luas ini.

Quran Surat Al Jumu’ah (62:10):

“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Mamah, Papah, Nenek, dan Kakak-Kakakku.

Bukannya saya tidak mencintai rumah ini. Rumah ini sangat besar untuk kita bersama. Tetapi sebesar itu pula, kegundahan diri untuk bisa mengeksplorasi bumi Allah yang lain.

Izinkan saya pergi, nanti saya akan pulang, insya Allah.

--

--

Cerita Ail
Cerita Ail

Written by Cerita Ail

People call me Ail. Love to interact with others, with an enthusiastic and warm personality. An impactful listener.

No responses yet