Mari kita pupuk mimpi itu
“Mimpi kita tidaklah pernah terlalu kecil dan tidak pernah terlalu tinggi, mimpi kita itu menggambarkan kita.”
Mimpi adalah harapan yang membuat kita tidak bisa tertidur, alias harapan tersebut menggerakan anggota badan kita untuk dapat bergerak dan merasa termotivasi. Banyak orang yang bermimpi — sesederhana ataupun sebesar apapun itu, tetaplah berharga.
Mimpi kita tidak pernah mati, mimpi kita akan tetap ada, tumbuh hidup selalu dalam diri kita. Apapun yang diomongkan (dalam konteks negatif, bukan membangun) oleh orang lain terhadap mimpi kita, anggap saja angin lalu.
Anjing menggonggong, kafilah berlalu.
Rasanya sebagai Sarjana Farmasi dan mahasiswa profesi Apoteker, mendalami kesehatan mental dan ilmu kejiwaan, menjadikan diri ini lebih bergairah dan penasaran terhadap pembelajaran tersebut. Pernah ada yang bilang, jadikan itu sebagai hobi atau side hustle saja. Ada juga yang bilang, “Sayang sudah capek-capek tenggelam di dunia Farmasi, kenapa gak lanjutin aja?”
Dan banyak hal lagi, orang-orang berkomentar atau pun memberi sarannya — yang sekilas seperti judgemental, “Kamu gak akan sukses kalau mendalami itu.” Beberapa saat, aku termakan dengan opini itu. Lalu, aku mencoba menarik napas dalam, dan berdoa, “Ya Allah, tunjukkanlah diriku jalan yang terbaik bagiku.”
Akhirnya, aku kan putuskan untuk berada pada sini-kini, pada saat ini, pada tempat ini. Meneruskan untuk menyelesaikan perjalanan Apotekerku. Dan ya lagi-lagi, mimpi itu tidak pernah mati, cuman dalam hal bentuk lain.
Aku harap aku bisa melanjutkan jenjang studi, untuk mempelajari diri, untuk mempelajari kesehatan mental, dan untuk menolong sesama lebih banyak orang lagi ke depannya. Aamiin ya Allah.
“Jangan pernah mengecilkan mimpimu atau menganggap mimpimu terlalu tinggi untuk dicapai. Sederhanakan. Satu persatu tahapannya lewatin. Biarkan Allah tunjukkan jalan yang terbaik-Nya.”
Tetap bertahan, ya!